SURAT KABAR UMUM LINTAS METRO ONLINE LINTAS REDAKSI

Sabtu, 01 Februari 2014

  • “Lupa” Menjadi Penyakit Yang Niscaya


    Pileg sebentar lagi akan di gelar,peta demokrasi rakkyat  untuk memilih wakilnya menjadi euphoria yang besar dan hangat. Berbagai kalangan datang dan mencalonkan diri untuk menjadi wakil rakyat.
    Ini baik sekali untuk kematangan berdemokrasi di Negara kita, dimana sangat banyak partisipan, bahkan dari berbagai kalangan dan profesi.
                Amanah,.. jika kita menterjemahkan kata tersebut sangatlah indah,akan tetapi untuk bisa mengimflementasikan nya ini sangat berat dan sulit. Banyak dari wakil wakil rakyat kita yang sangat jelas menghianati amanah tersebut,bahkan ini sudah bukan merupakan rahasia umum lagi.
                Kendati demikian kita sangat keliru seandainya terlalu dini memvonis serta menjustifikasi seluruhnya,itu hanya sebagian yang bisa di katakana oknum. Semua partai berlomba lomba meraih simpati rakyat, dengan berbagai cara mereka lakukan.Tentunya saat ini rakyat kita sudah sangat melek politik,walaupun tak sedikit dari mereka masih tetap menjadikan moment ini sebagai ajang untuk mengeruk keuntungan pribadi.
                Merekapun tidak selantasnya seperti itu, sebab mereka berfikir seandainya sudah menjadi wakilpun”Lupa” menjadi penyakit yang niscaya.
    Mosi ketidakpercayaan masyarakat  terhadap wakilnya tak bisa disalahkan begitu saja, mengapa ?? itu sudah mafhum,media masa serta media social yang sangat gencar dansealalu memberitakan setiap peristwa dengan cepat  tak pelak membuat rakyat kita melek serta melihat dan merasakan realitas wakilnya kekinian.
                Penomena kekinian tersebut beralih menjadi sebuah isu nsentral,seperti hadirnya wakil rakyat dari berbagai kalangan dan profesi bahkan kelas social,walaupun secara umum tidak ada,tetapi pengkotakan kelas sosial sudah sangat menjelaskan. Partisipasi aktip dari semua kalangan tersebut melambangkan satu kemajuan pola  berfikir dan wawasan kebangsaaan dan geliat social,kendati banyak menyisakan berbagai pertanyaan.
    Sebenarnya masyarakat kita sudah sangat merindukan wakil wakilnya yang konsisten dan jujur untuk memperjuangkan asfirasinya, kesadaran masyarakat untuk memilih wakilnya sangatlah tinggi walaupun mereka terkadang kecewa ketika wakil yang dipilihnya  masih banyak berdiam diri ketika menyaksikan asfirasinya yang  terbengkalai.
                Ini fakta yang tak bisa dipungkiri,ini realita yang selalu menghiasi mata dan pendengaran kita. Wakil rakyat seharusnya memegang teguh amanat rakyatnya,bukan hanya sekedar berjuang dengan cara menghambur hanburkan uang sesaat untuk dipilih,lalu setelah terpilih lupa,bahkan mengeruk uang rakyat.Rakyatpun sudah merindukan sosok wakilnya yang ideal,ini merupakan pekerjaan rumah para calon saat ini,untuk bisa duduk seperti yang diharapkan rakyat.
                Ini adalah amanah,bukan kekuasaan,sehingga ketika amanah ini tak berjalan dengan baik,sudah otomatis pemberi amanah tak akan menitipkanya kembali. Rakyat memilih wakilnya bukan hanya keinginan untuk berjalan ke TPS dan menyempatkan untuk hiburan semata, kesigapan rakyat berjalan ke tempat pemungutan suara itu membawa sebuah semngat dan harapan besar, dengan kata lain,ditangan orang yang dipilihnya itu nasib mereka di tentukan, ini harus difikirkan baik baik,jangan sampai rakyat kecewa lagi,jangan sampai amanah itu terhianati lagi.
                Sebaiknya para caleg yang akan bertanding april nanti lebih mempunyai kapabilitas mumpuni untuk duduk menjadi wakil rakyat.Bukan berarti setelah duduk tak peka terhadap apa yang di inginkan rakyatnya,bukan berarti juga meninggalkan dulu rakyatnya sebelum berniat mencalonkan kembali.
                Sudah saatnya memang, rakyat terwakili untuk penyampaian aspirasinya
               
                Yang Penting Dapur Ngebul

    Siapapun orangnya tak ingin menjadi pegawai rendahan,kalau bisa menjadi pejabat bahkan jadi Presiden sekalian, tetapi garisan tangan sudah ditentukan sang pencipta. 
  • Copyright @ 2013 Lintas Redaksi.